Cara Menurunkan Risiko Kanker Prostat Adalah Sunat



Ada banyak hal yang dapat dilakukan dalam kehidupan dewasa untuk menurunkan risiko terkena berbagai jenis kanker. Misalnya jika ingin terhindar dari kanker paru-paru, maka jangan merokok. Jika ingin menurunkan risiko kanker kulit, maka tetap melindungi kulit dari sengatan sinar matahari atau menggunakan tabir surya yang tepat.

Sebuah studi baru yang telah dipublikasikan di jurnal Cancer edisi 12 Maret 2012 menunjukkan bahwa, setidaknya satu keputusan orangtua dapat menurunkan risiko untuk jenis kanker tertentu. Para peneliti di University of Washington School of Medicine dan Fred Hutchinson Cancer Research Center melihat hubungan antara sunat dan prevalensi kanker prostat.

"Sunat sebelum hubungan seksual pertama dikaitkan dengan penurunan sekitar 15 persen pada risiko relatif kanker prostat. Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk membentuk hubungan sebab dan akibat. Karena kanker prostat merupakan kanker dengan risiko dan penyebab yang multifaktorial," kata para peneliti seperti dilansir dari CNNHealthNews, Selasa (13/3/2012).

Telah lama diketahui bahwa, pria yang tidak disunat lebih rentan untuk tertular infeksi menular seksual. Perolehan suatu infeksi menular seksual (PMS) diduga berhubungan dengan lapisan tipis mukosa keratin ringan dari kulup bagian dalam pada alat kelamin pria.

Pada jaringan tersebut terdapat air mata kecil yang memungkinkan akses potensi patogen ke dalam aliran darah. Selanjutnya, lingkungan lembab di bawah kulit preputial dapat membantu patogen bertahan untuk waktu yang lama sebelum infeksi berlangsung. Sunat dapat menghilangkan lapisan yang memungkinkan risiko infeksi tersebut.

Infeksi dilaporkan menyebabkan hampir 20 persen kanker di seluruh dunia. Proses tersebutr dapat secara langsung oleh infeksi, atau tidak langsung melalui peradangan. Beberapa PMS, seperti gonore, Chlamydia, HPV dan HIV telah ditemukan dalam prostat.

Peserta dalam penelitian tersebut telah ditanyai mengenai riwayat kesehatan keluarga, yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker prostat. Selain itu, juga ditanyai mengenai riwayat skrining PSA, yang dapat menyebabkan overdiagnosa pada kondisi tersebut. Para peserta penelitian juga diminta untuk melaporkan status sunat, jumlah pasangan seksual, dan riwayat PMS.

Riwayat sunat dilaporkan pada sekitar 68,8 persen kasus dan sekitar 71,5 persen dari kelompok kontrol. Pria Kaukasia lebih umum dilaporkan telah melakukan sunat, yaitu sekitar 69 persen dibandingkan pria Amerika dan Afrika, yaitu sekitar 43 persen. Sekitar 91 persen yang melaporkan telah melakukan sunat, prosedur tersebut dilakukan segera setelah lahir.

(del/ir)